PEMBAHASAN
A. Manusia Sebagai Khalifah
A. Manusia Sebagai Khalifah
Tatkala Allah menurunkan manusia ke bumi, jabatan yang dilantiknya adalah Khalifatullah fil Ardh (wakil Allah di muka bumi). Ia telah menyerahkan bumi dan segala isinya untuk dijaga, dikelola dan dimakmurkan demi sebesar-besarnya kesejahteraan hidup manusia. Termasuk di dalamnya menjaga memelihara dan menghormati hak manusia atas lima hal dasar (al Ushul al Khamsah) yaitu agama, martabat, akal dan kemampuan berpikir, jiwa dan harta yang kini popular disebut HAM.
Satu hal yang perlu diingat, mandat menjadi khalifah ini bukanlah mandat dengan cek kosong tapi mandat bersyarat karena itu pengelolaan bumi harus selaras dengan tujuan penciptaan manusia yaitu beribadah, menjadi hamba yang mengabdi pada-Nya, bukan mengabdi pada manusia, harta, tahta atau kepentingan lain.
Jika misi ini berjalan linier, seharusnya kita tak perlu menyaksikan darah membanjiri bumi dan aroma anyir menyeruak angkasa, tak perlu ada perselisihan dan pertikaian yang membawa korban ratusan, ribuan bahkan jutaan nyawa, tak perlu ada laki-laki yang mati konyol karena recehan atau perempuan yang terganggu kala berhadapan dengan ketidakadilan dan penindasan.
Namun realita di depan mata kita berbicara lain. Dunia yang kita saksikan adalah dunia yang carut marut bak kain rombeng. Tragedi demi tragedi terjadi, manusia tengah mempertontonkan kepiawaiannya sebagai makhluk perusak dan penumpah darah (dua sifat yang telah disinyalir malaikat saat dialog dengan Allah perihal penciptaan sang khalifah).
Dunia yang gersang dan penuh konflik adalah bukti banyak manusia yang telah menanggalkan kekhalifahanya.
B. Makhluk Istimewa Menuju Dunia yang Lebih Baik
Mengapa sesuatu itu disebut istimewa ? sudah tentu karena ia memiliki kelebihan dari yang lain. Sang khalik telah menakdirkan adam dan keturunanya menjadi makhluk istimewa, keistimewaan yang dimilikinya telah membuat malaikat sujud dan syaitan murka, apa yang membuat manusia istimewa ?
Pertama, Allah telah mengangkat derajat manusia lebih tinggi dan mulia dari makhluk lainnya.
Kedua, Allah menciptakannya dalam sebaik-baik bentuk.
Ketiga, Allah membekali manusia dengan potensi akal dan hati untuk memikirkan dan mensyukuri hasil ciptaan-Nya yang lain.
Keempat, Eksistensinya di bumi adalah mengemban misi dan amanah mulia dari allah.
Apa yang menyebabkan kita kehilangan keistimewaan ?
Pertama, melupakan Allah, lupa pada Allah akan membuat kita lupa pada hakikat tujuan hidup, lupa Allah membuat kita lupa bahwa kekuasaan, wewenang, harta dan ilmu yang kita miliki adalah milik-Nya yang ia pinjamkan sesaat. Kita menjadi manusia yang lupa bersyukur, malah menjadi takabur, kita lupa bahwa ada saatnya ilmu, kekuasaan bahkan pengikut setia termasuk keluarga dan kerabat dekat dapat pergi dari sisi kita.
Kedua, Mengikuti langkah syaitan dan memperturutkan hawa nafsu, selai dihiasi dengan keistimewaan manusiapun dilengkapi dengan potensi hawa nafsu semisal amarah, kebencian, kesenangan, ambisi kekuasaan dan sebagainya.
Pada batas tertentu adanya hawa nafsu ini membuat hidup manusia dinamis dan bergairah. Oleh sebab itulah Allah menurunkan aturan hidup (ad dien/ agama) untuk memenej dan mengatur nafsu manusia. Maka barangsiapa yang tidak dapat mengendalikan hawa nafsunya dan termakan godaan syaitan, niscaya akan tanggalah segala keistimewaan dirinya, sehingga tak ubahlah manusia dengan hewan ternak, tatkala mata telinga, hati, akal dan segenap potensi kemuliaan yang Allah berikan tak dapat dipergunakannya untuk membangun dunia, tapi untuk menghancurkan dan memporak-porandakan.
Tampaknya manusia masih perlu waktu untuk menjadi sebenar-benar makhluk istimewa. Baldatun thayyibatun wa rabbun ghafur, negeri yang mulia, aman, tentram dan dilindungi Allah, entah ada dimana dan kapan terwujud jika kita tidak segera berbenah diri, bertaubat dan menyelempangkan kembali kehormatan dan keistimewaan itu, suatu saat Allah akan menggusur kita dan mengirimkan wakilnya yang lain yang tidak menghianati amanahnya.
Apakah kita tergusur atau generasi yang dijanjikan itu ?
“Hai orang-orang yang beriman, barangsiapa diantara kamu yang murtad dari agama-Nya yang bersikap lemah lembut terhadap orang mu’min yang bersikap keras terhadap orang-orang kafir yang berjihad di jalan Allah, dan yang tidak takut kepada celaan orang yang suka mencela. Itulah karunia Allah di berikan-Nya kepada siapa yang dikehendakinya dan allah Maha Luas (pemberian-Nya) lagi maha Mengetahui “ (Q.S. 5:54)
KESIMPULAN
A. Manusia sebagai Khalifah
Satu hal yang perlu diingat mendat menjadi khalifah ini bukanlah mandat dengan cek kosong, tapi mandat bersyarat. Karena itu, pengelolaan bumi harus selaras dengan tujuan penciptaan manusia, yaitu beribadah, menjadi hamba yang mengabdi pada-Nya, bukan mengabdi pada manusia, harta, tahta/kepentingan lain.
B.Makhluk Istimewa Menuju Dunia yang Lebih Sejuk
Ada beberapa kategori yang membuat manusia istimewa :
a.Allah telah mengangkat derajat manusia lebih tinggi dan mulia dari makhluk lainnya.
b.Allah menciptakannya dalam sebaik-baiknya bentuk.
c.Allah membekali manusia dengan potensi akal dan hati untuk memikirkan dan mensyukuri hasil ciptaan-Nya yang lain.
d.Eksistensinya di bumi adalah mengemban misi dan amanah mulia dari Allah.
Ada dua kategori yang menyebabkan kita kehilangan keistimewaan.
a.Melupakan Allah.
b.Mengikuti langkah syaitan dan memperturutkan hawa nafsu.
Namun realita di depan mata kita berbicara lain. Dunia yang kita saksikan adalah dunia yang carut marut bak kain rombeng. Tragedi demi tragedi terjadi, manusia tengah mempertontonkan kepiawaiannya sebagai makhluk perusak dan penumpah darah (dua sifat yang telah disinyalir malaikat saat dialog dengan Allah perihal penciptaan sang khalifah).
Dunia yang gersang dan penuh konflik adalah bukti banyak manusia yang telah menanggalkan kekhalifahanya.
B. Makhluk Istimewa Menuju Dunia yang Lebih Baik
Mengapa sesuatu itu disebut istimewa ? sudah tentu karena ia memiliki kelebihan dari yang lain. Sang khalik telah menakdirkan adam dan keturunanya menjadi makhluk istimewa, keistimewaan yang dimilikinya telah membuat malaikat sujud dan syaitan murka, apa yang membuat manusia istimewa ?
Pertama, Allah telah mengangkat derajat manusia lebih tinggi dan mulia dari makhluk lainnya.
Kedua, Allah menciptakannya dalam sebaik-baik bentuk.
Ketiga, Allah membekali manusia dengan potensi akal dan hati untuk memikirkan dan mensyukuri hasil ciptaan-Nya yang lain.
Keempat, Eksistensinya di bumi adalah mengemban misi dan amanah mulia dari allah.
Apa yang menyebabkan kita kehilangan keistimewaan ?
Pertama, melupakan Allah, lupa pada Allah akan membuat kita lupa pada hakikat tujuan hidup, lupa Allah membuat kita lupa bahwa kekuasaan, wewenang, harta dan ilmu yang kita miliki adalah milik-Nya yang ia pinjamkan sesaat. Kita menjadi manusia yang lupa bersyukur, malah menjadi takabur, kita lupa bahwa ada saatnya ilmu, kekuasaan bahkan pengikut setia termasuk keluarga dan kerabat dekat dapat pergi dari sisi kita.
Kedua, Mengikuti langkah syaitan dan memperturutkan hawa nafsu, selai dihiasi dengan keistimewaan manusiapun dilengkapi dengan potensi hawa nafsu semisal amarah, kebencian, kesenangan, ambisi kekuasaan dan sebagainya.
Pada batas tertentu adanya hawa nafsu ini membuat hidup manusia dinamis dan bergairah. Oleh sebab itulah Allah menurunkan aturan hidup (ad dien/ agama) untuk memenej dan mengatur nafsu manusia. Maka barangsiapa yang tidak dapat mengendalikan hawa nafsunya dan termakan godaan syaitan, niscaya akan tanggalah segala keistimewaan dirinya, sehingga tak ubahlah manusia dengan hewan ternak, tatkala mata telinga, hati, akal dan segenap potensi kemuliaan yang Allah berikan tak dapat dipergunakannya untuk membangun dunia, tapi untuk menghancurkan dan memporak-porandakan.
Tampaknya manusia masih perlu waktu untuk menjadi sebenar-benar makhluk istimewa. Baldatun thayyibatun wa rabbun ghafur, negeri yang mulia, aman, tentram dan dilindungi Allah, entah ada dimana dan kapan terwujud jika kita tidak segera berbenah diri, bertaubat dan menyelempangkan kembali kehormatan dan keistimewaan itu, suatu saat Allah akan menggusur kita dan mengirimkan wakilnya yang lain yang tidak menghianati amanahnya.
Apakah kita tergusur atau generasi yang dijanjikan itu ?
“Hai orang-orang yang beriman, barangsiapa diantara kamu yang murtad dari agama-Nya yang bersikap lemah lembut terhadap orang mu’min yang bersikap keras terhadap orang-orang kafir yang berjihad di jalan Allah, dan yang tidak takut kepada celaan orang yang suka mencela. Itulah karunia Allah di berikan-Nya kepada siapa yang dikehendakinya dan allah Maha Luas (pemberian-Nya) lagi maha Mengetahui “ (Q.S. 5:54)
KESIMPULAN
A. Manusia sebagai Khalifah
Satu hal yang perlu diingat mendat menjadi khalifah ini bukanlah mandat dengan cek kosong, tapi mandat bersyarat. Karena itu, pengelolaan bumi harus selaras dengan tujuan penciptaan manusia, yaitu beribadah, menjadi hamba yang mengabdi pada-Nya, bukan mengabdi pada manusia, harta, tahta/kepentingan lain.
B.Makhluk Istimewa Menuju Dunia yang Lebih Sejuk
Ada beberapa kategori yang membuat manusia istimewa :
a.Allah telah mengangkat derajat manusia lebih tinggi dan mulia dari makhluk lainnya.
b.Allah menciptakannya dalam sebaik-baiknya bentuk.
c.Allah membekali manusia dengan potensi akal dan hati untuk memikirkan dan mensyukuri hasil ciptaan-Nya yang lain.
d.Eksistensinya di bumi adalah mengemban misi dan amanah mulia dari Allah.
Ada dua kategori yang menyebabkan kita kehilangan keistimewaan.
a.Melupakan Allah.
b.Mengikuti langkah syaitan dan memperturutkan hawa nafsu.